Pengembangan SDM Administrasi Pendidikan Inklusif merupakan hal yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. Strategi pengembangan SDM ini perlu diterapkan agar semua pihak terlibat dalam pendidikan inklusif dapat memberikan kontribusi yang maksimal.
Menurut Prof. Sugiono (2018), pengembangan SDM Administrasi Pendidikan Inklusif tidak hanya berfokus pada peningkatan keterampilan dan pengetahuan, tetapi juga pada peningkatan sikap dan perilaku. Hal ini penting karena dalam lingkungan belajar inklusif, diperlukan kerjasama dan kolaborasi yang baik antara semua pihak terkait.
Salah satu strategi pengembangan SDM Administrasi Pendidikan Inklusif adalah melalui pelatihan dan workshop. Dalam workshop tersebut, para tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dapat belajar tentang pendekatan-pendekatan yang inklusif dan bagaimana mengimplementasikannya dalam lingkungan belajar. Menurut Dr. Nuryanto (2017), workshop merupakan metode yang efektif untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam bidang pendidikan inklusif.
Selain itu, mentoring dan coaching juga merupakan strategi yang efektif dalam pengembangan SDM Administrasi Pendidikan Inklusif. Melalui mentoring, para tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dapat mendapatkan bimbingan dan arahan langsung dari para ahli dalam bidang pendidikan inklusif. Hal ini akan membantu mereka untuk mengatasi tantangan dan hambatan yang mungkin muncul dalam mengimplementasikan pendidikan inklusif.
Dalam buku “Pendidikan Inklusif: Konsep dan Implementasi” yang ditulis oleh Prof. Dr. H. Djam’an Satori, M.Pd. (2016), disebutkan bahwa pengembangan SDM Administrasi Pendidikan Inklusif juga perlu didukung oleh kebijakan yang mendukung. Kebijakan yang inklusif akan memberikan panduan dan arahan yang jelas bagi semua pihak terkait dalam melaksanakan pendidikan inklusif.
Dengan menerapkan strategi pengembangan SDM Administrasi Pendidikan Inklusif secara konsisten dan terpadu, diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif di mana setiap individu, termasuk siswa dengan kebutuhan khusus, dapat merasa diterima dan dihargai. Sebagaimana disampaikan oleh Prof. Dr. M. Thoyibi, M.Pd. (2019), “Pendidikan inklusif bukan hanya tanggung jawab satu pihak, tetapi tanggung jawab bersama untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan ramah bagi semua.”