Transformasi peran administrasi pendidikan menuju sekolah berkelanjutan merupakan sebuah proses yang sangat penting dalam dunia pendidikan saat ini. Peran administrasi pendidikan tidak lagi hanya sebatas urusan administratif belaka, namun juga harus mampu menjadi motor penggerak menuju terciptanya sekolah yang berkelanjutan.
Menurut Dr. Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, transformasi ini diperlukan untuk menjawab tantangan-tantangan pendidikan di era globalisasi. Dalam sebuah wawancara, beliau mengatakan bahwa “Peran administrasi pendidikan harus lebih proaktif dalam menginisiasi perubahan menuju sekolah yang berkelanjutan.”
Salah satu langkah yang dapat dilakukan dalam transformasi ini adalah meningkatkan keterlibatan seluruh elemen di sekolah, termasuk guru, staf administrasi, siswa, dan orang tua. Menurut Prof. Dr. Arief Rachman, seorang pakar pendidikan, keterlibatan semua pihak sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan berkelanjutan.
Selain itu, pemahaman akan konsep sekolah berkelanjutan juga perlu ditingkatkan. Menurut Dr. Dewi Suryani, seorang ahli pendidikan lingkungan, sekolah berkelanjutan bukan hanya soal pengelolaan lingkungan fisik, tetapi juga melibatkan aspek sosial, ekonomi, dan budaya. “Penting bagi administrasi pendidikan untuk memahami konsep ini agar bisa mengimplementasikannya secara menyeluruh di sekolah,” ujarnya.
Dalam upaya menuju sekolah berkelanjutan, kolaborasi antar sekolah juga sangat penting. Menurut Dr. Hadi Susanto, seorang pengamat pendidikan, kerjasama antar sekolah dapat memperkuat upaya transformasi peran administrasi pendidikan. “Dengan berkolaborasi, sekolah dapat saling mendukung dan bertukar pengalaman dalam menciptakan lingkungan belajar yang berkelanjutan,” katanya.
Dengan adanya transformasi peran administrasi pendidikan menuju sekolah berkelanjutan, diharapkan pendidikan di Indonesia dapat lebih adaptif dan responsif terhadap perubahan zaman. Peran administrasi pendidikan bukan lagi hanya sebagai penata administrasi belaka, namun juga sebagai agen perubahan menuju sekolah yang berkelanjutan.